Puisi_Ku
17.45 | Author: Hasan Al Faraby
Guratan pena, tarian tinta mengembang membentuk kehidupan tetulis menjadi emosi. cobalah,...




Mungkin…

Malam itu mungkin…
Mungkin yang terakhir...
Kau perhatikanku dan ku perhatikanmu
Aku merasa bukan siapa-siapa
Di hatimu…
Dan banyak siapa-siapa
Di hatimu…
Cukuplah aku mengenalmu
Mengenalmu dan mengenalmu saja
Sehingga aku tahu siapa aku
Di hatimu…


15 Ramadhan 1431 H







Siapa


Kau ini siapa
Dia itu siapa
Apakah engkau sebagian dari siapa
Dan apa dalam dirinya?
Sehingga beraninya kau
Mencoba masuk
Ke dalam celah kisi hidupnya
Kau tak tahu
Apa yang ada dibalik rupanya
Apalagi dirimu sendiri…

18 Ramadhan 1431 H











Dirimu untuk Dirimu

Jika matahari tak bersinar
Bagaimana bumi akan tersinar?
Jika tak pernah ada derita
Bagaimana akan ada gembira?
Jika tak pernah ada benci
Bagaimana akan ada cinta?
Kunyanyikan cinta untukmu
Kunyanyikan malam untukmu
Kunyanyikan pagi untukmu
Kemarilah dan lihatlah dirimu
Tinggalkan segala keluh kesah
Kemanapun engkau pergi
Dirimu akan selalu menemani…


6 September 2010








Masih Adakah?

Diriku kini…
Terdiam
Dalam reruntuhan
Hancurnya rumah harapan
Mengais puing- puing
Harapan yang tersisa

Masih adakah?
Masih adakah ia
Mengintip dibalik puing
Kehancuran…
Atau hilang bersamanya….?

Akan kubangun …
Dan biarkan saja kudirikan
Istana harapanku yang hancur...
Walau sendiri…


3 Desember 2010


Tak seperti biasa

Kumandang adzan
Menjadi saksi
Dalam lirih tawa
Melawan sedih gelisahku
Tak seperti biasa
Perkataanmu yang damai
Menggumpal dalam mendung resahku
Senyumanmu…
Yang teduhkan amarahku
Seakan-akan menguak terikku
Setiamu ….
Harapanku juga cemasku
Benarkah kau sudah bosan
Dengan rumahku
Yang tak sanggup lagi
Menampung hartamu, indahmu…
Dan mungkin juga
Cintamu….

Semarang,  2010


|
This entry was posted on 17.45 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: