wujudi ka'adami
01.32 | Author: Hasan Al Faraby
Wujudi Ka’adami

Semenjak aku pernah bersekolah, sejak sekolah dasar tak pernah untuk tidak memilih di bangku bagian belakang. Ada tiga keuntungan dengan duduk di belakang. Pertama, sangat jarang disuruh Pak Guru maju ke depan mengerjakan sesuatu. Kedua, kalau mengantuk relatif agak kurang terlihat. Dan ketiga kalau menyontek jauh lebih aman dibanding kalau duduk di bangku-bangku depan. Sesungguhnya karena aku sangat pemalu, atau lebih tepatnya minder, kurang percaya diri. Sehingga dalam situasi apapun aku memilih untuk ketelingsut. Wajahku juga sama sekali tidak ganteng. Ditambah tidak adanya dalam diriku ini keistimewaan apapun, maka aku cenderung meniadakan diri dibanding meng-ada-kan diri. Lebih aman kalau besembunyi  daripada menonjolkan diri. Kadang, apabila ada yang bertanya namaku sering aku jawab dengan nama keduaku atau mulutku ngawur menyebutkan nama apa saja kepada orang yang menanyakan namaku. Ketidak percayaan diri ternyata banyak bahaya juga. Bisa membuat aku berbohong sekedar tentang nama saya. Apalagi soal-soal yang lebih besar, itulah sebabnya lebih aman kalau bersembunyi.
Zaman ini majunya cepat bukan main, aku sama sekali tak sanggup mengejarnya.ia memuat kedahsyatan-kedahsyatan nilai, fenomena, kejutan-kejutan teknologis, kemerdekaan budaya-budaya baru, ekspansi ekonomisasi segala lini, kecerdasan politik, dan kelihaian perniagaan, serta kuakan cakrawala baru yang tak terduga. Di zaman sebelumnya manusia perlu ratusan tahun untuk mencapai satu jenis kemajuan, di zaman ini mungkin hanya perlu waktu paling banyak sepuluh tahun. Itu menyangkut hal-hal yang diluar diri manusia maupun didalam diri manusia. Yang diluar diri manusia tak terbayangkan lagi betapa dahsyatnya produk-produk  era komunikasi dan informasi, juga berbagai bidang lain. Yang didalam diri manusia sesungguhnya juga berlangsung berbagai macam revolusi moral, mental, intelektual dan bahkan sepiritual. Orang zaman sekarang ngorok saja dikagumi para malaikat. Karena dalam jasad yang mengorok itu terdapat kemajuan-kemajuan, inovasi, fenomenologi dan futurologi yang para makhluk non-manusia saja tak memperkirakan bahwa manusia akan semaju itu kehidupanya. Apa saja kemajuan-kemajuan dahsyat pada diri manusia itu harus merupakan tulisan tersendiri. Karena untuk tulisan ini fokusku adalah ketidak sanggupanku untuk mengejar kemajuan manusia itu sendiri. Mudah mudahan apa yang sudah saya lakukan selama hidupku ini adalah kenyataan tahu diriku. Kalau aku tak tahu diri dan tidak minggir, pasti aku hanya akan menjadi pengganggu dan mungkin juga benalu bagi makhluk cerdas dan penuh kemajuan itu. Makanya dalam kasusku ini “ketiadaan” kayaknya lebih bermakna daripada ke- “adaan”- ku.
Semoga siapa pun jangan sampai pernah mengalami dan merasakan situasi tak percaya diri seperti yang aku sering sekali alami dan rasakan. Keadaan di zaman ini untuk orang yang normal dan percaya diri saja tak gampang. Apalagi bagi orang seperti aku yang kurang normal dan tak percaya diri. Yang kutulis ini bukan hal “kesulitan” melainkan soal ‘tidak normal’ dan ‘tidak percaya diri’. Orang yang tidak normal sangat sukar meletakkan diri di tengah lingkungan yang normal. Orang yang tak percaya diri selalu berposisi salah tingkah di tengah zaman dan masyarakat yang sangat penuh kepercayaan diri.

|
This entry was posted on 01.32 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: